Kepercayaan diri sering dikaitkan dengan fisik, status sosial, dan persepsi orang lain terhadap kita. Menurut saya ini adalah hal yang sebenarnya bisa kita hadapi dengan cara memerdekakan pikiran dan hati kita dari anggapan-anggapan tidak penting. Anggapan bahwa fisik rupawan akan lebih disukai orang-orang, anggapan bahwa status sosial yang tinggi akan lebih dihormati, anggapan bahwa otak yang cerdas akan lebih disenangi, dan anggapan-anggapan lain yang lahir dari kedangkalan kita dalam berpikir dan menghargai sesuatu. Kita terlalu memikirkan penilaian orang terhadap kita, padahal kita yang lebih tau diri kita, nilai, kapasitas dan kemampuan kita. Penilaian orang tidak pernah benar-benar mewakili kita yang sebenarnya. Penilaian buruk orang terhadap kita, jika benar, maka anggap saja itu sebagai sebuah kritik agar kita bisa introspeksi, dan jika salah, anggap saja dia tidak benar-benar mengenal kita.
Sebenarnya ada orang-orang yang sudah selesai dengan perkara-perkara di atas, tapi malah memiliki tantangan baru lagi: dirinya sendiri. Orang-orang yang menganggap dirinya adalah kumpulan nasib buruk, merasa tidak pantas dan tidak pernah punya keberanian untuk berekspresi. orang-orang ini tidak punya masalah dengan lingkungannya, masalahnya ada dalam dirinya: terlalu menganggap rendah diri sendiri. Penyebabnya sayapun tidak tahu, karena saya sendiri masih struggling dengan perkara ini. Walaupun tidak selalu seperti itu. Sesekali, dan dalam beberapa hal, saya berhasil menguasai pikiran saya. Dan saya masih terus melatih ini. Hal yang paling mengganggu sebenarnya adalah anggapan saya sendiri bahwa orang lain sedang berprasangka buruk pada saya (padahal ini artinya saya yang berprasangka buruk pada mereka). Entah ini karena otak saya yang terlalu kreatif membangun asumsi atau hati saya yang banyak setannya. haha!
Masalah dengan diri sendiri hanya bisa selesai dengan dan oleh diri sendiri. Kita sedang bermain di arena sugesti. Sugesti untuk diri kita sendiri. Kita seharusnya paham, Allah tidak menciptakan sesuatu yang sia-sia. Kita punya tenaga, pikiran dan hati yang bisa dimaksimalkan potensinya, kalau kita mau. Selama masih hidup kita juga masih punya kesempatan untuk terus memperbaiki diri. Merdekakan hati dan pikiran dari hal-hal yang tidak penting, jangan terlalu memikirkan penilaian buruk orang lain, fokuskan diri untuk terus berbenah dan menebar manfaat.
Celaan dan kritik tidak selalu menggambarkan dirimu yang sebenarnya, pun apresiasi dan pujian tidak akan mengubah dirimu yang sesungguhnya. Kamu yang mengukur dirimu. Kamu yang tahu nilai dirimu. Untuk itu, belajarlah untuk menghargai diri sendiri. Didik dan rawat dirimu dengan baik sebagai salah satu cara untuk mengapresiasi diri sendiri. Terus latih otak untuk berpikir positif, dan terus latih badan untuk bergerak produktif.
Terakhir, saya ingin menuliskan kutipan favorit saya dalam buku chicken soup for the soul : saat keluar rumah, tinggalkan semua pikiran negatif di pintu.
Sekian dan terima angpau :D
Nb:
Ditulis berdasarkan sudut pandang sendiri, asumsi yang saya bangun berdasarkan observasi kecil-kecilan pada diri sendiri dan lingkungan. Dan seperti biasa, ditulis sebagai pengingat untuk diri sendiri.
Sebenarnya ada orang-orang yang sudah selesai dengan perkara-perkara di atas, tapi malah memiliki tantangan baru lagi: dirinya sendiri. Orang-orang yang menganggap dirinya adalah kumpulan nasib buruk, merasa tidak pantas dan tidak pernah punya keberanian untuk berekspresi. orang-orang ini tidak punya masalah dengan lingkungannya, masalahnya ada dalam dirinya: terlalu menganggap rendah diri sendiri. Penyebabnya sayapun tidak tahu, karena saya sendiri masih struggling dengan perkara ini. Walaupun tidak selalu seperti itu. Sesekali, dan dalam beberapa hal, saya berhasil menguasai pikiran saya. Dan saya masih terus melatih ini. Hal yang paling mengganggu sebenarnya adalah anggapan saya sendiri bahwa orang lain sedang berprasangka buruk pada saya (padahal ini artinya saya yang berprasangka buruk pada mereka). Entah ini karena otak saya yang terlalu kreatif membangun asumsi atau hati saya yang banyak setannya. haha!
Masalah dengan diri sendiri hanya bisa selesai dengan dan oleh diri sendiri. Kita sedang bermain di arena sugesti. Sugesti untuk diri kita sendiri. Kita seharusnya paham, Allah tidak menciptakan sesuatu yang sia-sia. Kita punya tenaga, pikiran dan hati yang bisa dimaksimalkan potensinya, kalau kita mau. Selama masih hidup kita juga masih punya kesempatan untuk terus memperbaiki diri. Merdekakan hati dan pikiran dari hal-hal yang tidak penting, jangan terlalu memikirkan penilaian buruk orang lain, fokuskan diri untuk terus berbenah dan menebar manfaat.
Celaan dan kritik tidak selalu menggambarkan dirimu yang sebenarnya, pun apresiasi dan pujian tidak akan mengubah dirimu yang sesungguhnya. Kamu yang mengukur dirimu. Kamu yang tahu nilai dirimu. Untuk itu, belajarlah untuk menghargai diri sendiri. Didik dan rawat dirimu dengan baik sebagai salah satu cara untuk mengapresiasi diri sendiri. Terus latih otak untuk berpikir positif, dan terus latih badan untuk bergerak produktif.
Terakhir, saya ingin menuliskan kutipan favorit saya dalam buku chicken soup for the soul : saat keluar rumah, tinggalkan semua pikiran negatif di pintu.
Sekian dan terima angpau :D
Nb:
Ditulis berdasarkan sudut pandang sendiri, asumsi yang saya bangun berdasarkan observasi kecil-kecilan pada diri sendiri dan lingkungan. Dan seperti biasa, ditulis sebagai pengingat untuk diri sendiri.