Langsung ke konten utama

Sayap-Sayap Yang Gagah Mengepak: Sebuah Ucapan Terima Kasih Untuk Sahabat-Sahabat Manisku, PK 77 Garuda Aksara


Masa depan

Indonesia Jaya

Indonesia Jaya

Lagu angkatan kami menggema di di aula wisma hijau. Tapi kali ini rasanya berbeda. Ini adalah terakhir kalinya kami menyanyikannya bersama-sama.

Kembali ke seminggu lalu. pertemuan pertama dengan 130 orang-orang hebat dari berbagai penjuru Indonesia. Saya yang sebenarnya lebih suka mendengar dan menjadi penonton, memutuskan untuk menikmati setiap momen, mulai membuka diri dan mengekspresikan perasaan. Sesuatu yang sebenarnya sulit saya lakukan pada orang-orang baru.

Bagi saya waktu 6 hari bukanlah waktu yang cukup untuk saling mengikat perasaan. Tapi hebatnya, mereka berhasil memikat hati dengan cara yang istimewa, semesta ikut mengakrabkan kita dengan cara yang tak biasa. Perpisahan yang kami sama tahu akan datang, memberikan perasaan campur aduk seakan tak ingin kehilangan momen-momen yang sudah dilewati. Bangga rasanya bisa menjadi bagian dari mereka, walaupun saya bukanlah siapa-siapa, hanya butiran marimas yang sekali diaduk langsung larut. Semangat positif dan optimisme adalah hal hal yang saya pelajari saat membersamai orang-orang seperti mereka.

Sebagai seseorang yang tak punya kontribusi berarti dalam PK ini, saya ingin mengucapkan terima kasih setulus-tulusnya, dan apresiasi setinggi-tingginya untuk mereka yang sudah bekerja ikhlas demi kesuksesan PK ini.

Untuk bapak Mohammad Kamiludin dan tim PK, terima kasih sudah berusaha memberikan yang terbaik untuk kami. Terima kasih untuk setiap totalitasnya, terima kasih untuk setiap pelajaran baik yang yang tersurat maupun tersirat. Selama 6 hari, saya belajar bahwa harga diri terletak pada integritas dan kebermanfaatan, saya belajar bahwa mengambil peran bukan masalah kesiapan tapi kemauan, saya belajar bahwa arti diri tidak diukur dari status sosial tapi kontribusi, saya belajar bahwa pola pikir menentukan cara kita melihat dan menyelesaikan masalah, saya belajar bahwa yang satu mesti utuh, dan yang utuh mesti satu, dan pasti saya belajar bahwa ‘kebahagiaan’ adalah komponen penting dari sebuah kesuksesan. Ya, dimana lagi kegiatan pelatihan kepemimpinan yang mengutamakan rasa bahagia pesertanya? Saya hanya menemukannya disini, di persiapan keberangkatan. Semoga Allah mengganjar setiap lelah bapak dan tim PK dengan pahala yang berlipat, dan semoga kita bisa bertemu kembali di surgaNya.

Untuk perwakilan yang luar biasa, Kang Asep yang serius tapi santai, Mas Teki yang santai tapi serius, dan Mbak Shani yang baik hati dan ramah. Rasanya terima kasih saja tak cukup untuk megapresiasi kontribusi mereka untuk PK ini. selama kurang lebih 2 bulan mereka mengurusi kepentingan 130 orang yang sebagian besar belum mereka kenal. Memimpin 130 orang dengan isi kepala yang berbeda bukan hal yang mudah, untuk itu saya ingin mengapresiasi setiap usaha dan pengorbanan waktu, tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk kami. Mereka tetaplah perwakilan bagi kami, walaupun harus turun dari jabatannya karena kesalahan yang tidak pernah mereka lakukan. Ya, hanya disini saya dapatkan nilai kedisiplinan dan tanggung jawab diajarkan bukan dari dalam kelas, melainkan keseharian kami. Kesalahan-kesalahan kami akhirnya membuat mereka harus melepas jabatan mereka, sebuah bentuk tanggung jawab yang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang ikhlas.

Untuk perwakilan baru, Mas Nungki, Mbak Dila, dan Mas Yance terima kasih telah bersedia memikul amanah ini. semua orang tau betapa susahnya berada di posisi ini. namun kakak-kakak sekalian telah menunjukkan bahwa mengambil peran bukan masalah kesiapan tapi kemauan, kemauan untuk berkontribusi, kemauan untuk memberikan arti. Mereka menunjukkan sebuah bentuk loyalitas tanpa batas.

Untuk tim inti lain, Mbak Amel, Mbak Velma, PIC opening dan tim, PIC dekorasi dan tim, PIC by you for you dan tim, PIC closing dan tim, dan semua PIC kegiatan, saya hanya bisa bilang, kalian keren. Terima kasih untuk setiap kontribusi ide dan tenaga kalian. Saya yakin di masa depan Indonesia akan menjadi lebih kece karena dipimpin oleh orang-orang seperti kalian. Dan tak lupa juga, untuk tim dokumentasi, terima kasih telah mengabadikan setiap momen yang kita lewati. Disaat orang lain menikmati suasana, mereka dengan profesional membekukan setiap suasana kedalam pixel. Sekali lagi terima kasih untuk dedikasinya.

Untuk ketua kelompok terkece se-jagat raya, Pak Jun dan Mbak Nidya, orang yang tegas tapi tetap bersahabat, terima kasih sudah mengurusi kami, 19 orang yang kadang patuh kadang bandel, yang untuk mengisi borang kadang harus dikejar sampai ujung dunia, yang tiap mau yel-yel harus diskusi dulu. Juga kataa maaf paling tulus untuk mereka karena terpaksa bertanggung jawab atas kesalahan yang tidak pernah mereka lakukan. Terima kasih untuk Mas Deddy yang bersedia memikul amanah baru ini, maaf karena saya belum bisa jadi partner yang baik, apa sih yang bisa dilakukan oleh seseorang yang untuk menghafal nama teman saja susah?

Untuk sahabat-sahabat manisku, kelompok Ruweh Buku, Mbak Nidya, Pak Jun, Mas Deddy, Mas Evan, Mas Andrew, Mas Edho, Mas Alam, Mas Hamzah, Mas Hasan, Mas Ainun, Mbak Lysna, Mbak Risa, Mbak Gia, Mbak Wina, Mbak Diah, Mbak Hiday,Mbak Priska, Via, Eka, dan Linda, terima kasih sudah menerima saya, terima kasih untuk 6 hari yang luar biasa. Masing-masing kalian punya tempat istimewa di hati saya. saya bahagia bisa mengenal kalian.

Untuk roomate saya, Mbak Pudim, dokter hebat dan kece, dan Mbak Erma dari Aceh yang baik, manis, cantik dan solehah, wife-able dan recomended untuk dijadikan pendamping hidup. Uhuk. Maaf kalau saya banyak salah. Saya senang pernah menghabisakan 6 hari bersama kalian. Juga untuk Vida yang salah masuk kamar selama 2 hari, teman berbagi tawa, yang merasa lucu dengan cara takdir mengakrabkan kita.

Untuk semua sahabat yang garis takdirnya bersinggungan di PK 77, terima kasih banyak, dan maaf untuk setiap salah, maaf kadang saya sering lupa nama, tapi saya tidak pernah lupa momen saya dengan kalian. Sekali lagi terima kasih.

Akhirnya, kita akan pergi ke tempat masing-masing, tenggelam dalam rutinitas masing-masing, apapun itu, semoga kenangan tentang 6 hari yang luar biasa akan tetap tersimpan rapi di memori kita. Semoga sukses di tempat studinya masing-masing, sahabat-sahabat manisku. Semoga kisah kita kedepan masih tentang sayap-sayap yang gagah mengepak.

Bogor, middle of September,
With love, Rafiqah Setiawaty

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Glimpse of Memorable Memories

I am writing this with Kiss the Rain and Stay in Memory by Yiruma playing in Youtube. It seriously making me baper . I am trying to remember every single thing we've been through together in the past 3 months. But this is not gonna be a long post that show every details. It's just the voice of  my heart (I don't know how to say curahan hati in English). Sorry if there are some things missed. Our story started at 29th of November 2015. In the day before the opening of our course program, we decided to meet in the gate of ITB for looking for a language center building. There were only 8 of us. Some of us maybe already knew each other because we came from the same region. But mostly, that was our first meet. Oh yes, I already met Cintya the beautiful moon accidentally in Juanda airport before. The next day, we finally met each other. All of us. I remember we sat in the front, introduced our name and the place where we came from. I also remember the Jembernese came togethe...

Perempuan, jodoh dan S2.

Kemarin saya dan Mama saya ngobrol santai di meja makan. Tiba-tiba bahasannya menyerempet ke arah jodoh. Sebenarnya saya selalu menghindari topik macam begini dengan keluarga saya. " Kamu kalau udah umur 25 belum nikah, udah susah cari jodoh nanti. S2 lagi" Tante saya juga pernah bilang : "Kamu nggak mau sama si X? Dia S2 juga loh" Wkwk xD Ada yang perlu saya luruskan disini: Saya tidak pernah menganggap kuliah sebagai sarana mencari ijazah lalu pamer gelar dan lantas pilih-pilih teman apalagi jodoh. Allah tidak menilai orang dari ijazah, lantas saya siapa mau pilih suami dari strata pendidikan? Wkwk. Alasan saya melanjutkan studi S2 bukan biar uang panai jadi tinggi macam yang di meme itu xD. Bahkan kalau misalnya saya juga menganggap diri saya sebuah barang yang bisa dilabeli dengan harga, saya juga tidak akan melabeli diri saya dengan harga tinggi. Kenapa? Saya yang tau  diri saya dengan semua kekurangannya. Dari segi akademik saya bukan mahasiswa yan...

Pada Deretan Huruf

Pada deretan huruf, aku tuliskan cerita. Tentang kita yang menyapa pagi, meramu siang, dan menghimpun malam. Kita yang sebelumnya tak saling kenal, dunia kita tak bersentuhan, lingkaran kita tak beririsan, lantas dipertemukan dalam suatu epidode yang mengakrabkan kita dengan cara istimewa. Pada deretan huruf, aku abadikan kisah. Tentang kau dan aku yang beda, yang tak serupa, tapi berjalan beriringan. Setiap kata merapalkan kejujuran, bahwa setiap beda tak mesti bertentang. Hal yang kadang membuat kita berdebat, nyatanya tetap bisa membuat kita tertawa bersama. Pada deretan huruf, aku rekam setiap momen. Tentang kau yang memahamkanku bahwa dunia bukanlah ruang sempit. Ia tak melulu tentang barat dan timur, atau utara dan selatan. Kau pula yang memahamkanku bahwa kita adalah bagian dari milyaran manusia, yang tertakdir bertemu disini. Pada deretan huruf, aku bekukan kenangan. Tentang kita yang selalu berceloteh bahwa hari seperti dilipat, dan harapan agar ia bisa sedikit melambat....