Langsung ke konten utama

#4 Tetaplah Bersangka baik

Bukan sekali dua kali kamu berhadapan dengan situasi yang terjadi diluar ekspektasi. Bukan sekali dua kali kamu dipaksa untuk mengalah pada keadaan. Saat semua keinginan bertekuk lutut pada satu pengharapan.

Kenyataannya, belajar menerima keadaan bukanlah proses yang mudah. Ia menyakiti dengan cara yang tak sama. Seperti kecewa yang menganga tapi dipaksa menjadi biasa saja. Seperti pelupuk mata yang mendung, tapi bibir dipaksa mengulum senyum. Seperti hati yang telah remuk, tapi harus tetap berbentuk. Seperti raga yang sudah teramat lelah, tapi tak ada tempat untuk merebah.

Namun perlu kau pahami, bahwa kecewa itu menguatkan, dan berdamai dengan keadaan itu membahagiakan. Yang kau perlukan hanyalah keyakinan bahwa segala yang benar diupayakan dengan kesungguhan, takkan pernah berakhir dengan kesiaan. Mungkin hasilnya tak sesuai harapan, tapi prosesnya mendewasakan.

Menjadi hati yang pandai menerima kenyataan memang bukan hal yang mudah. Tapi keterbiasaanmu mengikhlas pada hasil yang telah kamu perjuangkan sedemikian kerasnya, akan menjadikan hatimu semakin luas layaknya samudera yang takkan kering ditempa kemarau, juga semakin kokoh layaknya karang, yang takkan goyah meski ombak melonjak.

Setiap langkah yang terpaksa harus berbelok, atau usaha yang terpaksa harus kandas karena keadaan yang tak mengizinkan, akan membawamu ke jalan lain yang jauh lebih terang. Yakinlah, lapang yang membentang telah menantimu diujung sana. Tetaplah bersangka baik :)


-ika

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Glimpse of Memorable Memories

I am writing this with Kiss the Rain and Stay in Memory by Yiruma playing in Youtube. It seriously making me baper . I am trying to remember every single thing we've been through together in the past 3 months. But this is not gonna be a long post that show every details. It's just the voice of  my heart (I don't know how to say curahan hati in English). Sorry if there are some things missed. Our story started at 29th of November 2015. In the day before the opening of our course program, we decided to meet in the gate of ITB for looking for a language center building. There were only 8 of us. Some of us maybe already knew each other because we came from the same region. But mostly, that was our first meet. Oh yes, I already met Cintya the beautiful moon accidentally in Juanda airport before. The next day, we finally met each other. All of us. I remember we sat in the front, introduced our name and the place where we came from. I also remember the Jembernese came togethe...

Perempuan, jodoh dan S2.

Kemarin saya dan Mama saya ngobrol santai di meja makan. Tiba-tiba bahasannya menyerempet ke arah jodoh. Sebenarnya saya selalu menghindari topik macam begini dengan keluarga saya. " Kamu kalau udah umur 25 belum nikah, udah susah cari jodoh nanti. S2 lagi" Tante saya juga pernah bilang : "Kamu nggak mau sama si X? Dia S2 juga loh" Wkwk xD Ada yang perlu saya luruskan disini: Saya tidak pernah menganggap kuliah sebagai sarana mencari ijazah lalu pamer gelar dan lantas pilih-pilih teman apalagi jodoh. Allah tidak menilai orang dari ijazah, lantas saya siapa mau pilih suami dari strata pendidikan? Wkwk. Alasan saya melanjutkan studi S2 bukan biar uang panai jadi tinggi macam yang di meme itu xD. Bahkan kalau misalnya saya juga menganggap diri saya sebuah barang yang bisa dilabeli dengan harga, saya juga tidak akan melabeli diri saya dengan harga tinggi. Kenapa? Saya yang tau  diri saya dengan semua kekurangannya. Dari segi akademik saya bukan mahasiswa yan...

Pada Deretan Huruf

Pada deretan huruf, aku tuliskan cerita. Tentang kita yang menyapa pagi, meramu siang, dan menghimpun malam. Kita yang sebelumnya tak saling kenal, dunia kita tak bersentuhan, lingkaran kita tak beririsan, lantas dipertemukan dalam suatu epidode yang mengakrabkan kita dengan cara istimewa. Pada deretan huruf, aku abadikan kisah. Tentang kau dan aku yang beda, yang tak serupa, tapi berjalan beriringan. Setiap kata merapalkan kejujuran, bahwa setiap beda tak mesti bertentang. Hal yang kadang membuat kita berdebat, nyatanya tetap bisa membuat kita tertawa bersama. Pada deretan huruf, aku rekam setiap momen. Tentang kau yang memahamkanku bahwa dunia bukanlah ruang sempit. Ia tak melulu tentang barat dan timur, atau utara dan selatan. Kau pula yang memahamkanku bahwa kita adalah bagian dari milyaran manusia, yang tertakdir bertemu disini. Pada deretan huruf, aku bekukan kenangan. Tentang kita yang selalu berceloteh bahwa hari seperti dilipat, dan harapan agar ia bisa sedikit melambat....