Langsung ke konten utama

Penerimaan

Penerimaan adalah kunci bagi hati yang sudah sampai pada titik terlelahnya.

Kenyataannya yang paling sulit saat kita menghadapi situasi diluar ekspektasi adalah belajar menerima. Misalnya saat hidup kita yang penuh dengan ketenangan, mengalir sesuai rencana, lalu tiba-tiba dihantam ombak besar yang tidak pernah diduga sebelumnya. Atau misalnya saat kita sudah berikhtiar dengan sungguh-sungguh, namun hasil yang didapatkan jauh dari harapan.

Saat itulah perasaan berserah kita pada Allah sedang diuji. Jika kondisi iman sedang lemah, akan sulit untuk bersangka baik, bahkan bisa jatuh dalam jurang keputusasaan. Sebaliknya jika iman dalam keadaan baik, justru perasaan menggalaukan tadi bisa kita jadikan sebagai pengingat, bahwa kita hanya makhluk kecil yang butuh Allah sebagai sandaran. Betapa sering kita merasakan kenikmatan menangis dalam sujud, kenikmatan curhat padaNya, kenikmatan memohon ampun padanNya, justru saat kita sedang berada di titik terbawah.

Karena itu berdoalah untuk selalu dikuatkan dan dilembutkan hatinya, sehingga saat mengalami ujian, justru tawakkal kita semakin bertambah. Juga kesadaran akan penyerahan diri sepenuhnya padaNya, sembari tetap mengusahakan ikhtiar terbaik.

Selain itu hal yang perlu dilatih adalah bersabar dalam keadaan sempit maupun lapang. Bersabar dalam keadaan sempit agar hati senantiasa diluaskan dalam menghadapi musibah. Bersabar dalam keadaan lapang agar tidak lalai dan terlena dengan segala kenikmatan. Karena nikmat dan musibah tergantung dari cara menyikapi takdir. Apakah kenikmatan atau musibah tersebut semakin membawa kita dekat denganNya, atau sebaliknya. Seperti yang ditulis Ibnul Qayyim rahimahullah dalam bukunya Fawaidhul Fawaidh yang menjelaskan tentang hikmah QS 2:216 : 'apabila seorang hamba mengetahui bahwa sesuatu yang dibencinya terkadang justru mendatangkan sesuatu yang dicintai, dan sesuatu yang dicintainya terkadang justru mendatangkan sesuatu yang dibenci, maka ia tidak akan merasa aman dari bahaya saat dianugerahi kebahagiaan, dan tidak akan putus asa saat ditimpa kesulitan.'

Karena kita tidak pernah tahu kesudahan dari segala sesuatu :).

Kita harus meyakini bahwa segala yang ada dalam genggaman, dan segala yang terlewat, adalah sebaik-baik takdir. KetetapanNya tidak akan meleset sesentipun, tidak akan terlambat sedetikpun. Dan hal ini bisa dilakukan saat tawakkal kita padaNya sudah baik, keyakinan kita padaNya sudah kokoh.

Terakhir, jangan terbiasa berlaku melankolik dalam menyikapi ujian hidup. Karena kita juga bisa memilih untuk tetap bersemangat. Boleh menangis atau bergalau, tapi jangan sampai membuang waktu. Dunia terus berputar tanpa peduli apa yang kita alami. Merutuki nasib tanpa berbuat apapun hanya akan membuat kita semakin tertinggal.

Jangan lupa bahwa setiap masalah datang sepaket dengan solusi. Dan jarak antara masalah dan solusi adalah ruang bagi kita untuk menempa diri, melatih kesabaran, memupuk kedewasaan, dll. Bukan masalah kapan solusinya akan datang, tapi bagaimana mental kita selama menjalani masa jeda tersebut.

Tetaplah bersabar dengan kesabaran yang indah, jangan lupa kita punya Allah sebagai sandaran, jangan lupa setiap urusan kita sempurna dalam genggamanNya.



Habis dengerin kisah seorang kakak :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Glimpse of Memorable Memories

I am writing this with Kiss the Rain and Stay in Memory by Yiruma playing in Youtube. It seriously making me baper . I am trying to remember every single thing we've been through together in the past 3 months. But this is not gonna be a long post that show every details. It's just the voice of  my heart (I don't know how to say curahan hati in English). Sorry if there are some things missed. Our story started at 29th of November 2015. In the day before the opening of our course program, we decided to meet in the gate of ITB for looking for a language center building. There were only 8 of us. Some of us maybe already knew each other because we came from the same region. But mostly, that was our first meet. Oh yes, I already met Cintya the beautiful moon accidentally in Juanda airport before. The next day, we finally met each other. All of us. I remember we sat in the front, introduced our name and the place where we came from. I also remember the Jembernese came togethe...

Perempuan, jodoh dan S2.

Kemarin saya dan Mama saya ngobrol santai di meja makan. Tiba-tiba bahasannya menyerempet ke arah jodoh. Sebenarnya saya selalu menghindari topik macam begini dengan keluarga saya. " Kamu kalau udah umur 25 belum nikah, udah susah cari jodoh nanti. S2 lagi" Tante saya juga pernah bilang : "Kamu nggak mau sama si X? Dia S2 juga loh" Wkwk xD Ada yang perlu saya luruskan disini: Saya tidak pernah menganggap kuliah sebagai sarana mencari ijazah lalu pamer gelar dan lantas pilih-pilih teman apalagi jodoh. Allah tidak menilai orang dari ijazah, lantas saya siapa mau pilih suami dari strata pendidikan? Wkwk. Alasan saya melanjutkan studi S2 bukan biar uang panai jadi tinggi macam yang di meme itu xD. Bahkan kalau misalnya saya juga menganggap diri saya sebuah barang yang bisa dilabeli dengan harga, saya juga tidak akan melabeli diri saya dengan harga tinggi. Kenapa? Saya yang tau  diri saya dengan semua kekurangannya. Dari segi akademik saya bukan mahasiswa yan...

Pada Deretan Huruf

Pada deretan huruf, aku tuliskan cerita. Tentang kita yang menyapa pagi, meramu siang, dan menghimpun malam. Kita yang sebelumnya tak saling kenal, dunia kita tak bersentuhan, lingkaran kita tak beririsan, lantas dipertemukan dalam suatu epidode yang mengakrabkan kita dengan cara istimewa. Pada deretan huruf, aku abadikan kisah. Tentang kau dan aku yang beda, yang tak serupa, tapi berjalan beriringan. Setiap kata merapalkan kejujuran, bahwa setiap beda tak mesti bertentang. Hal yang kadang membuat kita berdebat, nyatanya tetap bisa membuat kita tertawa bersama. Pada deretan huruf, aku rekam setiap momen. Tentang kau yang memahamkanku bahwa dunia bukanlah ruang sempit. Ia tak melulu tentang barat dan timur, atau utara dan selatan. Kau pula yang memahamkanku bahwa kita adalah bagian dari milyaran manusia, yang tertakdir bertemu disini. Pada deretan huruf, aku bekukan kenangan. Tentang kita yang selalu berceloteh bahwa hari seperti dilipat, dan harapan agar ia bisa sedikit melambat....