Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Maret, 2020

Perasaan

Di usia delapan belasan, saya sempat menggalau karena perasaan. Saya sempat baper karena ekspektasi yang saya bangun sendiri. Dan saya sempat galau karena kecewa oleh ekspektasi tersebut. Tapi hal itu, baru saya sadari, merupakan sebuah titik balik untuk hidup yang saya jalani setelahnya. Saya mencoba mengalihkan setiap rasa baper ke hal-hal yang lebih esensial. Bukan lagi perkara menye-menye. Saya mengalihkan perasaan untuk lebih berempati pada sekitar. Ada banyak kedzaliman yang terjadi di muka bumi. Palestina dan Suriah sedang sangat bergejolak saat itu. Bahkan dalam skala lebih kecil, masih banyak orang-orang sekitar yang belum mengenal Al-quran, yang belum paham makna syahadat, dan masih banyak lagi. Belum lagi ketimpangan sosial yang masih sangat terasa. Tugas kita ternyata masih banyak. Fokus saya teralihkan. Kesibukan saya berpindah. Sinyal baper untuk hal remeh benar-benar dimatikan. Hati saya sepenuhnya terjaga. Saya kembali menggigit kuat-kuat prinsip dan aturan yang ...