Apresiasi yang tulus mungkin bisa jadi barang mahal saat ini. Sering kita dengar saat ada yang memuji pencapaian seseorang, ada yang nyeletuk "wajar sih dia kan bla bla bla" sambil menyebutkan privilege yang dimiliki orang tersebut. Padahal kita tidak pernah tahu perjuangan dia secara utuh untuk mencapai sesuatu. Kalaupun kita bertukar posisi dengannya, belum tentu pencapaiannya bisa sama walaupun kita mendapat modal serupa. Makin kesini mungkin kerasa susahnya memberi apresiasi yang tulus karena kita selalu membandingkan kelebihan yang dimiliki orang lain dengan keterbatasan kita, kita suka meremehkan usaha orang lain hanya karena mereka lebih bermodal dari kita.
Kita hidup di era dimana segala hal bisa dijadikan kompetisi. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kompetisi. Hanya saja, kita akan rentan jatuh dalam 2 keadaan: memandang rendah diri sendiri jika pencapaian kita tidak secemerlang orang lain, atau justru jatuh pada penyakit hasad kalau kita tidak berusaha merendahkan hati. Apalagi memang sudah menjadi kecenderungan manusia yang suka iri saat melihat orang lain memiliki apa yang dia inginkan. Padahal, belajar menghargai pencapaian orang dan mengapresiasinya dengan tulus, bisa membantu kita menjadi pribadi yang lebih rendah hati dan menghindarkan diri dari penyakit hati yang sebenarnya menyiksa dan merugikan diri sendiri.
Tidak perlu iri dengan pencapaian orang, apalagi jika kita tidak tahu secara utuh suka dukanya di balik layar. Jangan iri dengan rezeki orang lain. Meskipun orang lain memiliki hal yang memudahkan jalan mereka, bukan berarti mereka berjalan tanpa rintangan. Dan jangan lupa bahwa mereka yang terlihat beberapa langkah di depan kita juga adalah orang-orang yang sedang berjuang. Beri dukungan dan apresiasi yang tulus, dengan sendirinya hati kita akan terasa lebih lapang dan akan mudah menerima kebaikan-kebaikan dari sekitar sehingga kita bisa menjadi lebih baik.
Kita hidup di era dimana segala hal bisa dijadikan kompetisi. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan kompetisi. Hanya saja, kita akan rentan jatuh dalam 2 keadaan: memandang rendah diri sendiri jika pencapaian kita tidak secemerlang orang lain, atau justru jatuh pada penyakit hasad kalau kita tidak berusaha merendahkan hati. Apalagi memang sudah menjadi kecenderungan manusia yang suka iri saat melihat orang lain memiliki apa yang dia inginkan. Padahal, belajar menghargai pencapaian orang dan mengapresiasinya dengan tulus, bisa membantu kita menjadi pribadi yang lebih rendah hati dan menghindarkan diri dari penyakit hati yang sebenarnya menyiksa dan merugikan diri sendiri.
Tidak perlu iri dengan pencapaian orang, apalagi jika kita tidak tahu secara utuh suka dukanya di balik layar. Jangan iri dengan rezeki orang lain. Meskipun orang lain memiliki hal yang memudahkan jalan mereka, bukan berarti mereka berjalan tanpa rintangan. Dan jangan lupa bahwa mereka yang terlihat beberapa langkah di depan kita juga adalah orang-orang yang sedang berjuang. Beri dukungan dan apresiasi yang tulus, dengan sendirinya hati kita akan terasa lebih lapang dan akan mudah menerima kebaikan-kebaikan dari sekitar sehingga kita bisa menjadi lebih baik.
Komentar