Langsung ke konten utama

Saat keinginanmu berbelok arah

Setiap orang punya jalan hidup masing-masing. dan setiap orang berhak untuk merancang bagaimana hidupnya kedepan. Begitupun saya, rancangan hidup 'standar' yang sudah saya susun sedemikian rupa, kini tinggal sedikit lagi sampai ke garis finish.

Lalu bagaimana jika di tengah jalan tiba-tiba ada keinginan untuk berbelok arah? Sedikit 'menyimpang' dari rancangan hidup yang telah dibuat? bukan karena keadaan, tapi memang kemauan.

Saya merasakannya.

Lulus SMA, masuk universitas, lulus tepat waktu dengan IPK tinggi, lanjut S2, lalu cari kerja dengan gaji tinggi, menabung untuk keliling dunia, punya karir cemerlang dan bikin bangga orang tua. Itulah perencanaan standar yang saya rancang. Tapi semuanya berubah saat melewati satu fase yang membuat saya sadar, ada keinginan lain yang tidak terencanakan sebelumnya.

Seiring dengan waktu dan keadaan, saya mendewasa.

Saya ingin menjadi orang yang bermanfaat. saya ingin terus memperbaiki diri, menambah kapasitas diri, menambah ilmu dan wawasan. semua itu karena saya ingin menjadi orang yang bermanfaat.

Saya ingin menjadi istri dan ibu yang baik untuk suami dan anak-anak saya kelak. Saya ingin berbakti pada orang tua saya dengan menjadi hamba yang taat pada Allah.

Saya ingin menikah dengan orang yang bisa membuat saya menjadi lebih baik. Saya ingin punya anak dan menjadi madrasah pertama untuknya. Saya ingin dari rahim saya lahir generasi cemerlang pembangun peradaban.

Saya ingin menua bersama orang-orang yang saya cintai.



Oh iya, saya ingin menikah muda :). Tentu saja dengan orang yang saya cintai karena Allah, pun dia mencintaiku karena Allah.
kemudian menutup rapat masa lalu. mungkin beberapa bisa dijadikan pelajaran.



-penghujung september-

Postingan populer dari blog ini

Glimpse of Memorable Memories

I am writing this with Kiss the Rain and Stay in Memory by Yiruma playing in Youtube. It seriously making me baper . I am trying to remember every single thing we've been through together in the past 3 months. But this is not gonna be a long post that show every details. It's just the voice of  my heart (I don't know how to say curahan hati in English). Sorry if there are some things missed. Our story started at 29th of November 2015. In the day before the opening of our course program, we decided to meet in the gate of ITB for looking for a language center building. There were only 8 of us. Some of us maybe already knew each other because we came from the same region. But mostly, that was our first meet. Oh yes, I already met Cintya the beautiful moon accidentally in Juanda airport before. The next day, we finally met each other. All of us. I remember we sat in the front, introduced our name and the place where we came from. I also remember the Jembernese came togethe...

Perempuan, jodoh dan S2.

Kemarin saya dan Mama saya ngobrol santai di meja makan. Tiba-tiba bahasannya menyerempet ke arah jodoh. Sebenarnya saya selalu menghindari topik macam begini dengan keluarga saya. " Kamu kalau udah umur 25 belum nikah, udah susah cari jodoh nanti. S2 lagi" Tante saya juga pernah bilang : "Kamu nggak mau sama si X? Dia S2 juga loh" Wkwk xD Ada yang perlu saya luruskan disini: Saya tidak pernah menganggap kuliah sebagai sarana mencari ijazah lalu pamer gelar dan lantas pilih-pilih teman apalagi jodoh. Allah tidak menilai orang dari ijazah, lantas saya siapa mau pilih suami dari strata pendidikan? Wkwk. Alasan saya melanjutkan studi S2 bukan biar uang panai jadi tinggi macam yang di meme itu xD. Bahkan kalau misalnya saya juga menganggap diri saya sebuah barang yang bisa dilabeli dengan harga, saya juga tidak akan melabeli diri saya dengan harga tinggi. Kenapa? Saya yang tau  diri saya dengan semua kekurangannya. Dari segi akademik saya bukan mahasiswa yan...

Pada Deretan Huruf

Pada deretan huruf, aku tuliskan cerita. Tentang kita yang menyapa pagi, meramu siang, dan menghimpun malam. Kita yang sebelumnya tak saling kenal, dunia kita tak bersentuhan, lingkaran kita tak beririsan, lantas dipertemukan dalam suatu epidode yang mengakrabkan kita dengan cara istimewa. Pada deretan huruf, aku abadikan kisah. Tentang kau dan aku yang beda, yang tak serupa, tapi berjalan beriringan. Setiap kata merapalkan kejujuran, bahwa setiap beda tak mesti bertentang. Hal yang kadang membuat kita berdebat, nyatanya tetap bisa membuat kita tertawa bersama. Pada deretan huruf, aku rekam setiap momen. Tentang kau yang memahamkanku bahwa dunia bukanlah ruang sempit. Ia tak melulu tentang barat dan timur, atau utara dan selatan. Kau pula yang memahamkanku bahwa kita adalah bagian dari milyaran manusia, yang tertakdir bertemu disini. Pada deretan huruf, aku bekukan kenangan. Tentang kita yang selalu berceloteh bahwa hari seperti dilipat, dan harapan agar ia bisa sedikit melambat....