Beberapa hari lalu, saya bersama seorang teman ngobrol santai di perpustakaan, lalu berujung pada curhat-curhatan xD.
Kami menceritakan masalah kami masing-masing saat menjalani perkuliahan di sini, and we were like:
"really? But you looked fine"
"I'm glad I've passed that crazy time. Wkwk xD"
Seorang teman juga pernah bilang, kalau kita sebenarnya sudah pernah melewati hal-hal yang sebenarnya kita pikir tidak bisa kita hadapi, tapi toh terlewati juga. Hal ini membuat saya berpikir, bahwa hal-hal berat yang pernah kita hadapi bisa menjadi sebuah pengingat untuk kita, bahwa apapun yang terjadi di depan, kita seharusnya tak perlu khawatir, karena kita pernah melewati hal yang sama bahkan lebih buruk, dan semuanya terlewati juga.
Saya mengingat bagaimana di hari pengumuman kelulusan SMA, saya menjadi satu-satunya yang tidak lulus dalam lingkaran pertemanan saya. Bagaimana saya menangis sejadi jadinya di ruang guru. Bagaimana saya melihat teman-teman merayakan kelulusan dengan seragam yang sudah berwarna-warni. Bagaimana saya menghadapi tatapan iba dari orang-orang. Bagaimana saya menghadapi keluarga saya dengan muka tembok menahan malu. Dan bagaimana saya sekali lagi menahan malu karena harus masuk sekolah lagi. Tapi toh semuanya sudah terlewati.
Atau mungkin salah satu hari terberat yang pernah saya lewati. Saat menemani Mama operasi. Saya dengan sombongnya bilang kalau saya bisa mengurus Mama sendiri. Padahal di hari itu, betapa menunggu Mama keluar dari ruang operasi yang entah kenapa terasa amat sangat lama sekali itu, saya merasa sangat ingin ditemani. Saya mengingat saat Mama selesai dioperasi, bagaimana hecticnya saat saya harus mengurus laundry, obat, dan klaim asuransi, tapi di sisi lain Mama juga tidak bisa ditinggalkan. Mama yang saat itu muntah tiap menit, literally tiap menit, membuat saya harus selalu berada di samping beliau. Saya ingat bagaimana saya bolak-balik ke tempat perawat memohon supaya Mama saya diberi sesuatu agar berhenti muntah. Bagaimana saat itu saya menangis diam-diam di kamar mandi karena tidak tahan melihat keadaan Mama yang sangat lemah. Bagaimana sedihnya saya melihat orang yang saya sayangi menderita dan tidak ada yang bisa saya lakukan. Bagaimana saat itu keluarga saya menelpon dan saya berusaha meyakinkan bahwa saya baik-baik saja padahal hati saya seperti mau pecah. Tapi toh semuanya terlewati juga.
Saya mengingat saat saya kehilangan laptop di saat kondisi keuangan keluarga lagi krisis-krisisnya. Betapa merananya hati saya saat itu xD. Tapi toh semuanya terlewati juga.
Saya mengingat bagaimana saya yang sangat takut dengan jarum suntik ini, harus berhadapan dengan keadaan dimana saya harus disuntik setiap hari. Dan saya yang tidak suka minum obat, akhirnya harus minum antibiotik setiap hari selama 9 bulan tanpa boleh terlewat satu haripun. Semuanya toh sudah dilewati.
Banyak hal-hal yang menguras emosi yang terjadi, but those things above are the most remarkable moments. Ada juga hal-hal yang saya takuti, tapi sudah pernah saya lewati. Contoh sederhananya adalah naik giant swing di Trans Studio, dan Kora-kora di Dufan (untuk ini cukup sekali seumur hidup xD).
-intermezo-
Saya kadang merasa malu untuk bercerita. Semacam ada bagian dari diri saya yang menganggap bahwa ini terlalu remeh, saya terlalu manja, saya berlebihan dalam menyikapi hal-hal biasa. Tapi saya sadar, ketahanan orang beda-beda. Saya mungkin masih di level segini, jadi diberi masalah sedikit saya langsung terguncang xD.
Juga terkadang dalam mengusahakan sesuatu, yang saya khawatirkan bukanlah hasil akhirnya, saya sudah berkali-kali jatuh, gagal, kalah, tapi bukan itu yang saya pikirkan. Yang saya pikirkan adalah bagaimana caranya agar hati saya bisa ridho dengan segala ketetapanNya.
-intermezo selesai-
Banyak orang di luar sana yang sedang menghadapi hari yang berat namun tetap melangkah bagaimanapun keadaannya. Tetap berusaha mencari pijakan yang kokoh dengan menghilangkan semua pikiran buruk, karena salah satu cara untuk bisa menghadapi masalah berat dengan langkah ringan adalah dengan tetap menjaga pikiran positif. Dan setelah masalahnya terlewati, daya tahan akan semakin kuat, dan kesabaran juga semakin tebal sehingga lebih siap untuk masalah-masalah lain di depan.
Tarik nafas dan hembuskan perlahan. Jangan pernah lupa bahwa sesulit apapun masalahnya, selama masih ada nafas, selama itu pula masih ada kesempatan untuk berjuang. Seberapapun beratnya hari yang sedang dilalui, jangan pernah lupa bahwa diri kita, masalah kita, semuanya berada dalam kekuasaan Allah. Jangan pernah lelah untuk meminta padaNya. Minta diberikan jalan keluar, minta diberikan punggung yang kuat agar bisa tetap tegak berjalan, juga minta diberikan kesabaran yang luas. Mintalah dengan ikhlas dengan tetap bersangka baik dan terus menata hati.
Yakinlah bahwa semua takdir adalah baik, kita hanya perlu mencari sudut pandang yang tepat. Semoga untuk setiap hari-hari berat yang kita lalui, ketaqwaan kita juga semakin bertambah :)
Hold on, dear. Because I got a good news for you: this too shall pass :)
Kami menceritakan masalah kami masing-masing saat menjalani perkuliahan di sini, and we were like:
"really? But you looked fine"
"I'm glad I've passed that crazy time. Wkwk xD"
Seorang teman juga pernah bilang, kalau kita sebenarnya sudah pernah melewati hal-hal yang sebenarnya kita pikir tidak bisa kita hadapi, tapi toh terlewati juga. Hal ini membuat saya berpikir, bahwa hal-hal berat yang pernah kita hadapi bisa menjadi sebuah pengingat untuk kita, bahwa apapun yang terjadi di depan, kita seharusnya tak perlu khawatir, karena kita pernah melewati hal yang sama bahkan lebih buruk, dan semuanya terlewati juga.
Saya mengingat bagaimana di hari pengumuman kelulusan SMA, saya menjadi satu-satunya yang tidak lulus dalam lingkaran pertemanan saya. Bagaimana saya menangis sejadi jadinya di ruang guru. Bagaimana saya melihat teman-teman merayakan kelulusan dengan seragam yang sudah berwarna-warni. Bagaimana saya menghadapi tatapan iba dari orang-orang. Bagaimana saya menghadapi keluarga saya dengan muka tembok menahan malu. Dan bagaimana saya sekali lagi menahan malu karena harus masuk sekolah lagi. Tapi toh semuanya sudah terlewati.
Atau mungkin salah satu hari terberat yang pernah saya lewati. Saat menemani Mama operasi. Saya dengan sombongnya bilang kalau saya bisa mengurus Mama sendiri. Padahal di hari itu, betapa menunggu Mama keluar dari ruang operasi yang entah kenapa terasa amat sangat lama sekali itu, saya merasa sangat ingin ditemani. Saya mengingat saat Mama selesai dioperasi, bagaimana hecticnya saat saya harus mengurus laundry, obat, dan klaim asuransi, tapi di sisi lain Mama juga tidak bisa ditinggalkan. Mama yang saat itu muntah tiap menit, literally tiap menit, membuat saya harus selalu berada di samping beliau. Saya ingat bagaimana saya bolak-balik ke tempat perawat memohon supaya Mama saya diberi sesuatu agar berhenti muntah. Bagaimana saat itu saya menangis diam-diam di kamar mandi karena tidak tahan melihat keadaan Mama yang sangat lemah. Bagaimana sedihnya saya melihat orang yang saya sayangi menderita dan tidak ada yang bisa saya lakukan. Bagaimana saat itu keluarga saya menelpon dan saya berusaha meyakinkan bahwa saya baik-baik saja padahal hati saya seperti mau pecah. Tapi toh semuanya terlewati juga.
Saya mengingat saat saya kehilangan laptop di saat kondisi keuangan keluarga lagi krisis-krisisnya. Betapa merananya hati saya saat itu xD. Tapi toh semuanya terlewati juga.
Saya mengingat bagaimana saya yang sangat takut dengan jarum suntik ini, harus berhadapan dengan keadaan dimana saya harus disuntik setiap hari. Dan saya yang tidak suka minum obat, akhirnya harus minum antibiotik setiap hari selama 9 bulan tanpa boleh terlewat satu haripun. Semuanya toh sudah dilewati.
Banyak hal-hal yang menguras emosi yang terjadi, but those things above are the most remarkable moments. Ada juga hal-hal yang saya takuti, tapi sudah pernah saya lewati. Contoh sederhananya adalah naik giant swing di Trans Studio, dan Kora-kora di Dufan (untuk ini cukup sekali seumur hidup xD).
-intermezo-
Saya kadang merasa malu untuk bercerita. Semacam ada bagian dari diri saya yang menganggap bahwa ini terlalu remeh, saya terlalu manja, saya berlebihan dalam menyikapi hal-hal biasa. Tapi saya sadar, ketahanan orang beda-beda. Saya mungkin masih di level segini, jadi diberi masalah sedikit saya langsung terguncang xD.
Juga terkadang dalam mengusahakan sesuatu, yang saya khawatirkan bukanlah hasil akhirnya, saya sudah berkali-kali jatuh, gagal, kalah, tapi bukan itu yang saya pikirkan. Yang saya pikirkan adalah bagaimana caranya agar hati saya bisa ridho dengan segala ketetapanNya.
-intermezo selesai-
Banyak orang di luar sana yang sedang menghadapi hari yang berat namun tetap melangkah bagaimanapun keadaannya. Tetap berusaha mencari pijakan yang kokoh dengan menghilangkan semua pikiran buruk, karena salah satu cara untuk bisa menghadapi masalah berat dengan langkah ringan adalah dengan tetap menjaga pikiran positif. Dan setelah masalahnya terlewati, daya tahan akan semakin kuat, dan kesabaran juga semakin tebal sehingga lebih siap untuk masalah-masalah lain di depan.
Tarik nafas dan hembuskan perlahan. Jangan pernah lupa bahwa sesulit apapun masalahnya, selama masih ada nafas, selama itu pula masih ada kesempatan untuk berjuang. Seberapapun beratnya hari yang sedang dilalui, jangan pernah lupa bahwa diri kita, masalah kita, semuanya berada dalam kekuasaan Allah. Jangan pernah lelah untuk meminta padaNya. Minta diberikan jalan keluar, minta diberikan punggung yang kuat agar bisa tetap tegak berjalan, juga minta diberikan kesabaran yang luas. Mintalah dengan ikhlas dengan tetap bersangka baik dan terus menata hati.
Yakinlah bahwa semua takdir adalah baik, kita hanya perlu mencari sudut pandang yang tepat. Semoga untuk setiap hari-hari berat yang kita lalui, ketaqwaan kita juga semakin bertambah :)
Hold on, dear. Because I got a good news for you: this too shall pass :)
Komentar