Belakangan saya jadi sering mempertanyakan diri sendiri. Untuk setiap keputusan-keputusan yang saya ambil. Sebagian waktu saya sepertinya teralokasikan untuk memahami diri sendiri.
Saat saya menyadari sesuatu terjadi pada saya, saya berusaha mencari benang merah dengan kejadian-kejadian lain, berusaha menyambungkan titik-titik ke belakang, sampai ketemu akar permasalahannya.
Seperti misalnya kenapa saya sempat berhenti dari media sosial dan menghapus akun-akun saya, kenapa 3 tahun terakhir ponsel saya selalu dalam mode hening, tidak ada nada dering, kenapa saya sering mengatur blog saya dalam mode private, dan masih banyak lagi.
Jawabannya tidak akan saya bagi disini.
Anyways, tahun ini saya genap seperempat abad. Saya tidak pernah percaya dengan quarter life crisis, tapi sepertinya saya mengalaminya (but I still deny it, I am still figuring out what's exactly happen to me). Semacam butuh motivasi tapi juga sadar kalau di usia segini motivasi dari luar nggak ada gunanya kalau dari dalam diri sendiri nggak dibenahi. Kemarin saya packing buat pindahan, saat packing buku-buku, saya kok baru sadar kenapa buku-buku saya kebanyakan tentang self-help. Nggak juga sih sebenernya, tapi saya semacam sadar bahwa saat saya membeli buku itu tujuannya adalah untuk mencari motivasi.
Bacaan saya sebenarnya sangat random, tapi setiap buku bagi saya adalah buku motivasi. I'm currently reading a parenting book, and I also consider it as a motivational book. Because the real motivational books sometimes depress me.
Saya juga suka membaca pikiran orang, bukan menerawang, tapi beneran membaca. Entah itu dalam obrolan, atau tulisan. Di zaman sekarang tidak sulit melihat pemikiran orang kan? Semua orang membaginya di media sosial. Mungkin ini juga sebabnya saya lebih suka twitter dan tumblr daripada instagram. Tenang saja, saya tidak gampang menjudge orang lain. Saya hanya suka melihat sudut pandang setiap manusia, it helps me to understand myself and life in general :)
Membaca masih menjadi aktifitas favorit saya untuk menenangkan diri. Walaupun saat ini kemampuan otak saya dalam menyerap dan menyimpan informasi udah nggak sebagus dulu dan sekarang lebih sering terdistraksi oleh ponsel. Buku-buku sebagian saya kirim pulang ke rumah, mengingat di rumah yang sering mati lampu dan internet lelet, buku adalah satu-satunya hiburan selain berkumpul dengan keluarga. Sebagian lagi, mengingat saya masih butuh motivasi, tetap saya simpan di sini.
Ngomong-ngomong, tadi pagi ada kejadian nggak enak. Haha. Jadi saya baru inget kalau belum bayar iuran kado nikahan teman, saya buru-buru ambil ponsel buat transfer lewat m bangking, tapi katanya nggak bisa karena nomornya tidak teregistrasi. Saya sedikit panik. Khawatir kalau m bangking saya diambil alih orang lain, karena beberapa hari sebelumnya saya sempat 'ketipu' sampai akun myTelk****l saya dibuka dan dikendalikan sama si penipu. Lebih panik lagi pas saya sadar atmnya hilang. Saya panik dan coba menenangkan diri. Sempat nangis dan ngomong ke diri sendiri, yaudah ikhlasin aja, bukan rezeki saya memang (padahal belum juga dicek, saya udah 'mengikhlaskan' tabungan yang saya kumpulin selama 2 tahun).
Alhamdulillah saldonya aman, sayanya aja yang terlalu overthink. Sorenya saya dapat telepon dari nomor baru, nomor rumah dengan kode 021, dan saya panik lagi xD. Terlalu banyak kepanikan hari ini.
Oh ya, satu lagi. I've finally told my mom about someone who's approaching me hehe. I'm gonna tell you more when everything's clear and the time is right. Hope everything's going well :)
Anyways, ini saja curhatan saya malam ini. Tidak berfaedah seperti biasa. Hanya mau membuang sampah pikiran. Udah lama juga nggak nyampah di sini.
Besok Idul Adha, taqabalallahu minna wa minkum, everyone! :*
Saat saya menyadari sesuatu terjadi pada saya, saya berusaha mencari benang merah dengan kejadian-kejadian lain, berusaha menyambungkan titik-titik ke belakang, sampai ketemu akar permasalahannya.
Seperti misalnya kenapa saya sempat berhenti dari media sosial dan menghapus akun-akun saya, kenapa 3 tahun terakhir ponsel saya selalu dalam mode hening, tidak ada nada dering, kenapa saya sering mengatur blog saya dalam mode private, dan masih banyak lagi.
Jawabannya tidak akan saya bagi disini.
Anyways, tahun ini saya genap seperempat abad. Saya tidak pernah percaya dengan quarter life crisis, tapi sepertinya saya mengalaminya (but I still deny it, I am still figuring out what's exactly happen to me). Semacam butuh motivasi tapi juga sadar kalau di usia segini motivasi dari luar nggak ada gunanya kalau dari dalam diri sendiri nggak dibenahi. Kemarin saya packing buat pindahan, saat packing buku-buku, saya kok baru sadar kenapa buku-buku saya kebanyakan tentang self-help. Nggak juga sih sebenernya, tapi saya semacam sadar bahwa saat saya membeli buku itu tujuannya adalah untuk mencari motivasi.
Bacaan saya sebenarnya sangat random, tapi setiap buku bagi saya adalah buku motivasi. I'm currently reading a parenting book, and I also consider it as a motivational book. Because the real motivational books sometimes depress me.
Saya juga suka membaca pikiran orang, bukan menerawang, tapi beneran membaca. Entah itu dalam obrolan, atau tulisan. Di zaman sekarang tidak sulit melihat pemikiran orang kan? Semua orang membaginya di media sosial. Mungkin ini juga sebabnya saya lebih suka twitter dan tumblr daripada instagram. Tenang saja, saya tidak gampang menjudge orang lain. Saya hanya suka melihat sudut pandang setiap manusia, it helps me to understand myself and life in general :)
Membaca masih menjadi aktifitas favorit saya untuk menenangkan diri. Walaupun saat ini kemampuan otak saya dalam menyerap dan menyimpan informasi udah nggak sebagus dulu dan sekarang lebih sering terdistraksi oleh ponsel. Buku-buku sebagian saya kirim pulang ke rumah, mengingat di rumah yang sering mati lampu dan internet lelet, buku adalah satu-satunya hiburan selain berkumpul dengan keluarga. Sebagian lagi, mengingat saya masih butuh motivasi, tetap saya simpan di sini.
Ngomong-ngomong, tadi pagi ada kejadian nggak enak. Haha. Jadi saya baru inget kalau belum bayar iuran kado nikahan teman, saya buru-buru ambil ponsel buat transfer lewat m bangking, tapi katanya nggak bisa karena nomornya tidak teregistrasi. Saya sedikit panik. Khawatir kalau m bangking saya diambil alih orang lain, karena beberapa hari sebelumnya saya sempat 'ketipu' sampai akun myTelk****l saya dibuka dan dikendalikan sama si penipu. Lebih panik lagi pas saya sadar atmnya hilang. Saya panik dan coba menenangkan diri. Sempat nangis dan ngomong ke diri sendiri, yaudah ikhlasin aja, bukan rezeki saya memang (padahal belum juga dicek, saya udah 'mengikhlaskan' tabungan yang saya kumpulin selama 2 tahun).
Alhamdulillah saldonya aman, sayanya aja yang terlalu overthink. Sorenya saya dapat telepon dari nomor baru, nomor rumah dengan kode 021, dan saya panik lagi xD. Terlalu banyak kepanikan hari ini.
Oh ya, satu lagi. I've finally told my mom about someone who's approaching me hehe. I'm gonna tell you more when everything's clear and the time is right. Hope everything's going well :)
Anyways, ini saja curhatan saya malam ini. Tidak berfaedah seperti biasa. Hanya mau membuang sampah pikiran. Udah lama juga nggak nyampah di sini.
Besok Idul Adha, taqabalallahu minna wa minkum, everyone! :*
Komentar