Teringat masa kecilku kau peluk dan kau manja
Indahnya saat itu buatku melambung
Disisimu terngiang hangat napas segar harum tubuhmu
Kau tuturkan segala mimpi-mimpi serta harapanmu
Kau inginku menjadi yang terbaik bagimu
Patuhi perintahmu jauhkan godaan
Yang mungkin ku lakukan dalam waktu ku beranjak dewasa
Jangan sampai membuatku terbelenggu jatuh dan terinjak
Tuhan tolonglah sampaikan sejuta sayangku untuknya
Ku terus berjanji tak kan khianati pintanya
Ayah dengarlah betapa sesungguhnya ku mencintaimu
Kan ku buktikan ku mampu penuh maumu
Andaikan detik itu kan bergulir kembali
Ku rindukan suasana basuh jiwaku
Membahagiakan aku yang haus akan kasih dan sayangmu
Tuk wujudkan segala sesuatu yang pernah terlewati
Saat sedang santai, tiba-tiba saya mendengar lagu tersebut. Lagu lama berjudul Yang Terbaik Bagimu yang dipopulerkan oleh Gita Gutawa dan Dony Ada Band. Jadi teringat sosok seseorang yang sangat saya kagumi. Papa.
Sudah sekitar 3 bulan saya tidak bertemu papa. Rindu? Jelas. Tapi saya sudah terbiasa dengan ketidakberadaan beliau. Sejak saya kecil papa memang sudah sangat sering meninggalkan saya, mama dan kakak, karena tuntutan pekerjaan.
Saya selalu kagum dengan sosok papa saya. Dalam pandanganku, papa adalah orang yang sangat bertanggung jawab, punya semangat yang tinggi, dan tentu saja, cerdas. Papa juga adalah penyemangat saya dalam menuntut ilmu. Oh ya, papa juga orangnya sangat lucu, humoris, dan suka bercanda.
Papa sering bilang, kalau dia ingin saya dan kakak menjadi orang yang hebat dan sukses. Saat saya bilang kalau saya ingin menjadi seperti papa, beliau bilang, kamu harus menjadi lebih hebat dari papa.
Hampir setiap hari papa menelpon hanya untuk sekedar menanyakan kabar, atau mengingatkan untuk makan. Kata papa, icka harus makan teratur, biar aktifitasnya tidak terganggu gara-gara sakit. Perhatian papa, membuat saya selalu merasa dekat dengannya.
Saya teringat masa kecil saya, saya suka sekali duduk di pundak papa, dan menarik-narik rambut papa. Papa suka menggelitik pipi saya dengan kumis papa. Papa sering menceritakan cerita tentang anak-anak, yang belakangan baru saya tahu ternyata tokohnya adalah saya sendiri. Hehehe. Papa juga suka menyanyikan lagu ciptaan papa sendiri yang –sejujurnya- terdengar sangat konyol dan lucu. Saya merindukannya. Banyak kenangan bersama papa yang melekat di memori saya. Walaupun sebenarnya, dari total umur saya, mungkin hanya setengahnya yang lewati bersama papa. Kini, walau sudah beranjak dewasa, tapi saya masih ingin menjadi putri kecil papa.
Sudah terlalu banyak yang telah papa berikan untuk saya. Papa sudah mengorbankan terlalu banyak hal untuk saya dan keluarga. Tapi sepertinya saya belum bisa membalasnya bahkan untuk sesuatu yang kecil sekalipun. Tapi saya janji, saya akan terus berusaha untuk menjadi kebanggaan papa. Saya akan berusaha memberikan yang terbaik untuk papa. Saya akan membahagiakan papa. Membuat papa senang. Saya janji.
I have no more words to explain how much you matter for me…
Terima kasih untuk semuanya papa. Icka sayang papa.
Komentar