Langsung ke konten utama

#2 Tengoklah Hatimu

Dear Rafiqah Setiawaty

Apa kabar hati? coba tengok sebentar.
Mungkin kau tak menyadari, ada sesuatu di ruang rahasia yang hanya kau dan Tuhanmu yang tahu. Sesuatu yang kita sebut perasaan. Perasaan yang tak berjalan pada koridornya tersebab kau yang begitu pandai membuka hati tapi selalu ceroboh dalam menjaganya. Mungkin kau tak sadar, dinding hatimu sudah goyah. Tengoklah ia sesekali.

Pada beberapa bingkai momen kau dengan tak sadar melemahkan pondasinya, membiarkan bebatuannya runtuh sedikit demi sedikit. Tengoklah sesekali, sudah sejauh mana kau merobohkan dinding yang susah payah kau bangun? Lalu adakah bibit-bibit yang sengaja atau tak sengaja tertanam dan bersemai di dalamnya? Tengoklah sesekali. Jangan sampai kau baru menyadarinya saat ia mulai tumbuh lalu mengusik dan menggerogoti hatimu.

Kau tentu paham, hati begitu mudah goyah untuk sebuah rasa yang memang fitrah. Tapi kau juga selalu punya pilihan. Membuangnya jauh-jauh, atau membiarkannya tumbuh, bahkan memupuk dan merawatnya. Meski nyatanya kau masih sering memanjakannya, membiarkan ia melemah, membiarkan ia menggenggam apa yang seharusnya dilepaskan.

Kokohkan lagi dinding hatimu, agar ia tak mudah disinggahi oleh sembarang orang, dan tak selalu dihinggapi rasa yang tak benar. Jangan biarkan ia berlama-lama menjaga rasa yang tak semestinya. Ajarkan hatimu keteguhan. Beri ia harga diri.  Biasakan ia untuk terus berbenah. Dan biarkan Tuhan yang menilai kepantasannya.

Ruang kosong di hatimu bukannya tak berpenghuni. Sudah ada ketetapan di sana. Ia hanya belum menemukan penghuni sebenarnya. Yakinlah garis takdir akan bersinggungan tepat pada masanya, dengan cara yang paling istimewa.

Untuk itu bersabarlah, indahnya cinta akan terasa lebih nikmat saat ia dirayakan di jalan yang benar, saat dinding hatimu runtuh dengan sendirinya untuk orang yang tepat. Saat kau akhirnya menemukan tambatan yang sebenarnya, tempat dimana seharusnya rasamu bermuara.

with love
RS


note: Saya tidak sedang jatuh cinta, hanya ingin menulis saja. Sudah lama saya berdamai dengan hati dan perasaan. Sudah lama saya terbiasa untuk menahan rasa. Hanya saja sesekali ia tetap perlu diingatkan, perlu dikuatkan. :)


Komentar

Lidwina Tae mengatakan…
What an astonishing poem!
As always, you did it perfectly!
I think your poem is "So me", hehehe.
We are in the same boat Fiqah!
Keep believing, love will find the way,and indeed every pace in your life is actually a journey to get you closer to him.
#Tsaaaahhh

Postingan populer dari blog ini

Glimpse of Memorable Memories

I am writing this with Kiss the Rain and Stay in Memory by Yiruma playing in Youtube. It seriously making me baper . I am trying to remember every single thing we've been through together in the past 3 months. But this is not gonna be a long post that show every details. It's just the voice of  my heart (I don't know how to say curahan hati in English). Sorry if there are some things missed. Our story started at 29th of November 2015. In the day before the opening of our course program, we decided to meet in the gate of ITB for looking for a language center building. There were only 8 of us. Some of us maybe already knew each other because we came from the same region. But mostly, that was our first meet. Oh yes, I already met Cintya the beautiful moon accidentally in Juanda airport before. The next day, we finally met each other. All of us. I remember we sat in the front, introduced our name and the place where we came from. I also remember the Jembernese came togethe...

Perempuan, jodoh dan S2.

Kemarin saya dan Mama saya ngobrol santai di meja makan. Tiba-tiba bahasannya menyerempet ke arah jodoh. Sebenarnya saya selalu menghindari topik macam begini dengan keluarga saya. " Kamu kalau udah umur 25 belum nikah, udah susah cari jodoh nanti. S2 lagi" Tante saya juga pernah bilang : "Kamu nggak mau sama si X? Dia S2 juga loh" Wkwk xD Ada yang perlu saya luruskan disini: Saya tidak pernah menganggap kuliah sebagai sarana mencari ijazah lalu pamer gelar dan lantas pilih-pilih teman apalagi jodoh. Allah tidak menilai orang dari ijazah, lantas saya siapa mau pilih suami dari strata pendidikan? Wkwk. Alasan saya melanjutkan studi S2 bukan biar uang panai jadi tinggi macam yang di meme itu xD. Bahkan kalau misalnya saya juga menganggap diri saya sebuah barang yang bisa dilabeli dengan harga, saya juga tidak akan melabeli diri saya dengan harga tinggi. Kenapa? Saya yang tau  diri saya dengan semua kekurangannya. Dari segi akademik saya bukan mahasiswa yan...

Pada Deretan Huruf

Pada deretan huruf, aku tuliskan cerita. Tentang kita yang menyapa pagi, meramu siang, dan menghimpun malam. Kita yang sebelumnya tak saling kenal, dunia kita tak bersentuhan, lingkaran kita tak beririsan, lantas dipertemukan dalam suatu epidode yang mengakrabkan kita dengan cara istimewa. Pada deretan huruf, aku abadikan kisah. Tentang kau dan aku yang beda, yang tak serupa, tapi berjalan beriringan. Setiap kata merapalkan kejujuran, bahwa setiap beda tak mesti bertentang. Hal yang kadang membuat kita berdebat, nyatanya tetap bisa membuat kita tertawa bersama. Pada deretan huruf, aku rekam setiap momen. Tentang kau yang memahamkanku bahwa dunia bukanlah ruang sempit. Ia tak melulu tentang barat dan timur, atau utara dan selatan. Kau pula yang memahamkanku bahwa kita adalah bagian dari milyaran manusia, yang tertakdir bertemu disini. Pada deretan huruf, aku bekukan kenangan. Tentang kita yang selalu berceloteh bahwa hari seperti dilipat, dan harapan agar ia bisa sedikit melambat....