Langsung ke konten utama

#3 Berakrab Dengan Masalah

Dear you.

Hanya ingin mengingatkanmu: putus asa hanya dirasakan oleh orang-orang yang tak punya iman.

Bukankah sebelumnya kau sudah pernah jatuh berkali-kali? Bukankah kau sudah terbiasa diremehkan? Bukankah kau sudah sering dipermalukan? Bukankah kau sudah akrab dengan penolakan? Bukankah kau sudah kenyang dengan kegagalan? Bukankah kau sudah hafal rasanya kecewa?

Kau pernah berusaha melewati setiap detik dengan jiwa raga yang tak berhenti bergerak dan berpikir, dengan hasrat balas dendam melalui sebuah bentuk pembuktian, dengan air mata yang tak jarang jatuh entah karena frustasi atau lelah atau mungkin keduanya.

Tapi lihatlah, setelah semua itu, tak ada yang tersisa pada dirimu kecuali keyakinan yang lebih kokoh, tekad yang lebih utuh, jiwa yang lebih kuat, hati yang lebih lebih tegar, dan pribadi yang lebih matang.
Saat semuanya telah menjadi masa lalu, rasanya menjadi biasa-biasa saja. Lelahnya tak terasa lagi. Lukanya tak abadi. Hanya hikmahnya yang tetap disini. Menjadikanmu sosok yang lebih baik dari hari ke hari.

Masalah akan selalu menghampiri mereka yang masih bersatu raga dan ruhnya. Tak akan pernah ada habisnya kecuali saat umur sudah berhenti bertambah. Kau hanya perlu menguatkan punggungmu, agar tak peduli seberapapun berat bebannya, kakimu akan tetap melangkah tegap. Badanmu akan tetap lurus ke depan. Dan kepalamu akan tetap terangkat gagah.

Saat langkahmu goyah, jangan khawatir, tetaplah beranjak. Sekali kakimu mendapat pijakan yang kokoh, kau akan mulai berjalan seperti biasa. Meski lututmu sedikit gemetar. Meski di depan masih akan banyak ranjau yang harus kau lalui dan masih banyak liku yang harus kau lewati. Jangan cemas, ingatlah bahwa kau pernah melewati hal yang sama atau lebih buruk.

Meski berat, tetaplah memilih kuat. Meski jatuh, tetaplah memilih tangguh. Meski tersungkur, tetaplah memilih bersyukur. Meski harus dipaksa, tetaplah memilih bahagia. Meski ada seribu luka, tetaplah memilih berbagi suka.

Biarkan orang-orang melihatmu sebagai manusia paling bahagia, karena hanya itu yang kau tunjukkan. Tak perlu mereka tahu kurangmu. Tak perlu mereka tahu bahwa kau tengah terpuruk sangat dalam. Tak perlu.

Kau hanya perlu berakrab dengan masalah. Hingga si putus asa cemburu, dan tak pernah mendatangimu lagi.


Se.ma.ngat.
RS.

Komentar

Unknown mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

Postingan populer dari blog ini

Glimpse of Memorable Memories

I am writing this with Kiss the Rain and Stay in Memory by Yiruma playing in Youtube. It seriously making me baper . I am trying to remember every single thing we've been through together in the past 3 months. But this is not gonna be a long post that show every details. It's just the voice of  my heart (I don't know how to say curahan hati in English). Sorry if there are some things missed. Our story started at 29th of November 2015. In the day before the opening of our course program, we decided to meet in the gate of ITB for looking for a language center building. There were only 8 of us. Some of us maybe already knew each other because we came from the same region. But mostly, that was our first meet. Oh yes, I already met Cintya the beautiful moon accidentally in Juanda airport before. The next day, we finally met each other. All of us. I remember we sat in the front, introduced our name and the place where we came from. I also remember the Jembernese came togethe...

Perempuan, jodoh dan S2.

Kemarin saya dan Mama saya ngobrol santai di meja makan. Tiba-tiba bahasannya menyerempet ke arah jodoh. Sebenarnya saya selalu menghindari topik macam begini dengan keluarga saya. " Kamu kalau udah umur 25 belum nikah, udah susah cari jodoh nanti. S2 lagi" Tante saya juga pernah bilang : "Kamu nggak mau sama si X? Dia S2 juga loh" Wkwk xD Ada yang perlu saya luruskan disini: Saya tidak pernah menganggap kuliah sebagai sarana mencari ijazah lalu pamer gelar dan lantas pilih-pilih teman apalagi jodoh. Allah tidak menilai orang dari ijazah, lantas saya siapa mau pilih suami dari strata pendidikan? Wkwk. Alasan saya melanjutkan studi S2 bukan biar uang panai jadi tinggi macam yang di meme itu xD. Bahkan kalau misalnya saya juga menganggap diri saya sebuah barang yang bisa dilabeli dengan harga, saya juga tidak akan melabeli diri saya dengan harga tinggi. Kenapa? Saya yang tau  diri saya dengan semua kekurangannya. Dari segi akademik saya bukan mahasiswa yan...

Pada Deretan Huruf

Pada deretan huruf, aku tuliskan cerita. Tentang kita yang menyapa pagi, meramu siang, dan menghimpun malam. Kita yang sebelumnya tak saling kenal, dunia kita tak bersentuhan, lingkaran kita tak beririsan, lantas dipertemukan dalam suatu epidode yang mengakrabkan kita dengan cara istimewa. Pada deretan huruf, aku abadikan kisah. Tentang kau dan aku yang beda, yang tak serupa, tapi berjalan beriringan. Setiap kata merapalkan kejujuran, bahwa setiap beda tak mesti bertentang. Hal yang kadang membuat kita berdebat, nyatanya tetap bisa membuat kita tertawa bersama. Pada deretan huruf, aku rekam setiap momen. Tentang kau yang memahamkanku bahwa dunia bukanlah ruang sempit. Ia tak melulu tentang barat dan timur, atau utara dan selatan. Kau pula yang memahamkanku bahwa kita adalah bagian dari milyaran manusia, yang tertakdir bertemu disini. Pada deretan huruf, aku bekukan kenangan. Tentang kita yang selalu berceloteh bahwa hari seperti dilipat, dan harapan agar ia bisa sedikit melambat....