Langsung ke konten utama

Sampah pikiran 140717

Beberapa waktu lalu saya sempat 'menyembunyikan' blog ini dengan mengubah pengaturan public ke private, artinya hanya saya yang bisa melihat blog ini. Ini karena saya merasa canggung blog saya dibaca orang. Lalu ada yang bertanya, kenapa menulis di blog kalau tidak ingin dibaca orang?

Pertama, kenapa menulis?
Karena saya menyukai kata-kata dan diksi, karena saya ingin berkarya lewat tulisan. Karena saya tipe orang yang tidak bisa bicara di depan umum. karena saya susah mengekspresikan isi kepala dengan berbicara. Karena tangan saya akan berkeringat hebat dan dingin seperti es saat harus berbicara tentang hal-hal serius di depan orang. Intinya, saya tidak pandai dalam bertutur lewat lisan. Dan tulisan adalah media saya dalam mengekspresikan diri. (Ini lebay sebenarnya wkwk xD)

Kenapa harus di blog?
Sejujurnya, biar keren! Haha! Saya memulai blog ini sejak tahun 2011 dan tulisan saya beragam, alay, dan berubah-ubah sesuai dengan bacaan saya saat itu.

Tapi pada akhirnya blog ini menjadi semacam kamar pribadi, tempat saya menasihati diri sendiri, tempat saya menampilkan sisi lain dari diri saya yang lebih bijak wkwk, dan tempat saya mengakui semua kekurangan saya. Juga kadang menjadi semacam tong sampah tempat membuang pikiran-pikiran tidak penting.

Membaca kembali isinya membawa kembali saya ke ruang dan waktu dimana episode-episode itu terjadi. Saya bisa melihat kelabilan saya disitu, saya bisa melihat bagaimana saya berproses hingga sekarang, saya bisa melihat pelajaran-pelajaran yang saya ambil dari setiap kejadian, saya bisa melihat bagaimana masa lalu bisa mengubah saya seperti sekarang. Dan saya bisa mengambil pelajaran: setiap hal baik dan buruk yang saya alami pasti akan berlalu.

Kenapa tidak ingin dibaca orang?
Sebenarnya tidak masalah jika dibaca orang, saya juga kadang membagikan link tulisan saya. hanya saja, ada beberapa hal yang saya khawatirkan. Pada kedalaman yang tak banyak orang ketahui, saya kadang takut dengan pemikiran saya sendiri. walaupun saya sadar, tulisan saya sebagian besar adalah semi-curhat yang hanya menceritakan masalah receh atau puisi-puisi gaje, tapi kadang saya juga menuliskan hal-hal yang mengganggu pikiran saya dari sudut pandang saya sendiri. Setiap tulisan disini ditujukan untuk saya sendiri, dan sejujurnya saya sendiri merasa berat dengan tulisan saya itu. Bukan hanya di blog ini tapi juga blog kedua saya di platform sebelah.

Saat orang-orang membaca blog ini, entah kenapa saya merasa tidak enak, apalagi kalau yang membaca adalah orang-orang yang mengenal saya di dunia nyata (kebanyakan teman-teman yang lagi kurang kerjaan xD). Rasanya seperti kemerdekaan saya mengekspresikan pikiran jadi terbatasi. Haha. Gak nyambung ya? Tapi begitulah.

Kadang saya berpikir untuk mengganti nama blog ini dan merahasiakan identitas saya (padahal pakai nama asli pun tetap gak ada yang kenal wkwk). Tapi rasanya menulis secara anonim itu seperti lempar batu sembunyi tangan, kurang bertanggung jawab. Dengan menuliskan nama saya, artinya saya bertanggung jawab dengan tulisan saya (padahal tulisan saya juga gak penting-penting amat wkwk xD)

Akhirnya, saya putuskan untuk membuka kembali blog ini, dan demi kenyamanan saya sendiri, saya memutuskan untuk menghapus beberapa postingan lama yang penuh dengan penggalauan massal dan hal-hal tidak penting. Saya sadar, semua hal akan dimintai pertanggung jawabannya kelak. Apapun itu, termasuk tulisan.








Postingan populer dari blog ini

Glimpse of Memorable Memories

I am writing this with Kiss the Rain and Stay in Memory by Yiruma playing in Youtube. It seriously making me baper . I am trying to remember every single thing we've been through together in the past 3 months. But this is not gonna be a long post that show every details. It's just the voice of  my heart (I don't know how to say curahan hati in English). Sorry if there are some things missed. Our story started at 29th of November 2015. In the day before the opening of our course program, we decided to meet in the gate of ITB for looking for a language center building. There were only 8 of us. Some of us maybe already knew each other because we came from the same region. But mostly, that was our first meet. Oh yes, I already met Cintya the beautiful moon accidentally in Juanda airport before. The next day, we finally met each other. All of us. I remember we sat in the front, introduced our name and the place where we came from. I also remember the Jembernese came togethe...

Perempuan, jodoh dan S2.

Kemarin saya dan Mama saya ngobrol santai di meja makan. Tiba-tiba bahasannya menyerempet ke arah jodoh. Sebenarnya saya selalu menghindari topik macam begini dengan keluarga saya. " Kamu kalau udah umur 25 belum nikah, udah susah cari jodoh nanti. S2 lagi" Tante saya juga pernah bilang : "Kamu nggak mau sama si X? Dia S2 juga loh" Wkwk xD Ada yang perlu saya luruskan disini: Saya tidak pernah menganggap kuliah sebagai sarana mencari ijazah lalu pamer gelar dan lantas pilih-pilih teman apalagi jodoh. Allah tidak menilai orang dari ijazah, lantas saya siapa mau pilih suami dari strata pendidikan? Wkwk. Alasan saya melanjutkan studi S2 bukan biar uang panai jadi tinggi macam yang di meme itu xD. Bahkan kalau misalnya saya juga menganggap diri saya sebuah barang yang bisa dilabeli dengan harga, saya juga tidak akan melabeli diri saya dengan harga tinggi. Kenapa? Saya yang tau  diri saya dengan semua kekurangannya. Dari segi akademik saya bukan mahasiswa yan...

Pada Deretan Huruf

Pada deretan huruf, aku tuliskan cerita. Tentang kita yang menyapa pagi, meramu siang, dan menghimpun malam. Kita yang sebelumnya tak saling kenal, dunia kita tak bersentuhan, lingkaran kita tak beririsan, lantas dipertemukan dalam suatu epidode yang mengakrabkan kita dengan cara istimewa. Pada deretan huruf, aku abadikan kisah. Tentang kau dan aku yang beda, yang tak serupa, tapi berjalan beriringan. Setiap kata merapalkan kejujuran, bahwa setiap beda tak mesti bertentang. Hal yang kadang membuat kita berdebat, nyatanya tetap bisa membuat kita tertawa bersama. Pada deretan huruf, aku rekam setiap momen. Tentang kau yang memahamkanku bahwa dunia bukanlah ruang sempit. Ia tak melulu tentang barat dan timur, atau utara dan selatan. Kau pula yang memahamkanku bahwa kita adalah bagian dari milyaran manusia, yang tertakdir bertemu disini. Pada deretan huruf, aku bekukan kenangan. Tentang kita yang selalu berceloteh bahwa hari seperti dilipat, dan harapan agar ia bisa sedikit melambat....