Bertanyalah ia, pada raga yang bergerak, seiring dengan lafadz yang melirih, yang tak pernah alpa sehari semalam, sejak mentari masih belum tampak, hingga ia kembali digantikan bulan yang mengintip malu.
Bertanyalah ia, pada hati yang tak kunjung merasa tentram, saat lafadz tak lebih dari sekedar hafalan, saat tasbih, tahmid dan takbir tak lebih dari sekedar ejaan di lidah.
Bertanyalah ia pada pikiran yang tak kunjung merasa khusyuk, saat ruku yang selalu bergegas, saat sujud yang selalu bersegera, bahkan dzikir yang tak ingin berlama. Seolah terkejar detik yang berdetak teratur, seolah keberadaan waktu seperti berbatas.
Bertanyalah ia pada hati yang kerontang: adakah ibadahku terniat untuk Tuhanku?
-somewhere, midnight-
Komentar