Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

Perkembangan bahasa dan komunikasi Maryam

Akhirnya Maryam sampai juga di salah satu milestone besar: memasuki usia 2 tahun. 2 tahun pertama yang katanya merupakan periode emas yang tidak bisa terulang lagi. 2 tahun pertama dimana pertumbuhan terjadi sangat pesat. 2 tahun pertama dimana 80% otak terbentuk. Rasanya campur aduk bisa sampai di sini. Ada rasa bahagia, bangga, sedih, juga menyesal. Bahagia karena sampai sekarang, anaknya sehat dan aktif. Bangga karena bisa menyaksikan sendiri dia melalui milestonenya satu persatu. Sedih karena masa-masa yang sudah terlewati ini tidak bisa terulang lagi. Dan ada rasa menyesal juga karena merasa belum bisa memberikan yang terbaik. Terlahir di masa pandemi, kontrol rutinnya hampir nggak pernah karena kami parno ke rumah sakit. Imunisasinya akhirnya ikut yang kejar karena tidak bisa tepat waktu. Saya juga sering mengabaikan dia dan membiarkannya main sendiri karena saya juga  masih bekerja. Nutrisi dan stimulasi menjadi fokus utama saya dalam 2 tahun pertama ini. Sejak masih ASI sam...

Maryam Tantrum

 Beberapa hari belakangan, tepatnya setelah sembuh dari demam 2 hari, Maryam entah kenapa jadi rewel sekali. Kesalahan kecil bahkan kadang saya juga nggak tau kenapa, bisa bikin dia nangis kejer. Dalam hati, oh mungkin masih lemas karena baru sembuh. Atau mungkin memang sudah masuk fase tantrum (yang mana bikin saya ngeri, tanpa tantrum pun saya butuh kesabaran ekstra, apalagi dengan tantrum). As I'm writing this, Maryam udah tidur nyenyak sejak tadi. Sudah kembali normal, sepertinya. Karena hari ini berlalu tanpa tantrum.  Ceritanya, dia minta sesuatu, saya nggak bolehin. Dia mengamuk menangis sampai saya khawatir orang-orang di luar berpikir kalau saya menyakiti dia --" Apakah saya lantas memberi apa yang dia minta? Tidak. Saya juga tidak mau kalah. Saya biarkan dia sejenak menangis semau dia. Saya hanya memastikan dia di tempat yang aman. Setelah beberapa saat saya berusaha untuk menenangkan, setidaknya dengan memeluk. Saya tidak ingin memanjakan dia dengan memberikan semua...

Episode 4

Tiga tahun menikah, banyak hal yang kami lalui sebagai pasangan. Mulai dari masa adaptasi di awal, masa kasmaran, masa berantem, baikan, berantem lagi, masa sayang-sayangan, masa diem-dieman, dll. Dinamika pernikahan ini memberikan warna tersendiri dalam hidup kami. Dari banyak hal yang dilewati, bagi saya pribadi, ada beberapa hal positif yang -secara tidak sengaja- saya dapatkan dari pernikahan ini. 1. Interaksi yang Lebih Terjaga. Setelah menikah, rasanya lebih terjaga karena memang saya mulai membatasi interaksi tidak penting dengan lawan jenis. Saya akan berpikir 2 kali sebelum membalas story teman laki-laki. Kalau tidak penting mending tidak usah. Interaksi offline maupun online saya batasi hanya urusan pekerjaan atau urusan yang benar-benar penting. Selebihnya, ya untuk apa. 2. Terjaga dari kesiaan waktu. Berbeda dengan saat masih single, saat waktu luang saya lebih banyak, setelah menikah apalagi setelah punya anak, saya cukup kesulitan untuk sekedar me time. Hampir semua waktu...

Motherhood

 Tumben shift saya selesai secepat ini. Suami lagi ada meeting, and here I am, checkin my blog dan menyadari bahwa terakhir kali menulis di sini udah 5 bulan lalu. Waw. Anyway, yang dimaksud dengan shift di sini adalah pekerjaan utama saya sebagai ibunya Maryam. Jadi shift saya dimulai sejak dia bangun pagi, sampai tidur lagi di malam hari. Karena hari ini libur, saya jadi nggak kerja dan Maryam jadi bisa tidur cepat (di bawah jam 8). Jadii mari kita bercerita sedikit. Tentang dunia baru saya. Tentang menjadi ibu. Ciehh. Seperti manusia lainnya, saya sudah melewati banyak sekali fase sebelum sampai ke sini. Setiap fase membutuhkan adaptasi karena bisa jadi banyak yang berubah dengan keadaan. Dan harus saya katakan bahwa menjadi ibu adalah adaptasi terbesar yang pernah saya alami. Mungkin, seorang yang telah menjadi ibu pun, pengalamannya bisa berbeda. Yang tinggal bareng suami dengan bantuan orang tua/mertua,yang LDR, yang tinggal bareng suami dibantu ART, yang mandiri tanpa orang ...