Langsung ke konten utama

Halo!

Ternyata sudah 4 bulan sejak terakhir menulis disini. Belakangan sedang coba-coba media menulis lain, mulai dari tumblr, kembali ke twitter (sekarang jenuh lagi), sampai fitur story dan caption di instagram.

Setelah baca-baca blog ini, rasanya banyak yang telah terekam disini, dan sayangnya ada banyak juga hal yang tidak terekam selama beberapa bulan terakhir. Padahal sebelumnya sudah berjanji untuk konsisten menulis disini. If only I'm not too busy sleeping and procrastinating xD.

Anyways, bukan tanpa alasan saya tidak pernah posting beberapa bulan terakhir. Salah satu alasan terbesar adalah: ternyata menulis bisa menjadi distraksi untuk saya. Kadang saya butuh waktu yang cukup lama untuk menyederhanakan isi kepala saya dan menuangkannya dalam tulisan. Dan saya tidak akan berhenti sampai saya berhasil membuat satu tulisan utuh.
Selain itu saya juga sedang berusaha untuk tidak menjadi terlalu ekspresif, takutnya malah membagikan energi negatif karena tulisan saya gegalauan isinya xD. Negativity ternyata bisa menular ke orang yang membaca (walaupun sebenarnya tujuan blog ini adalah untuk diri sendiri).

Selain itu saya ingin lebih banyak membaca saja sekarang. Memperkaya perspektif, memperbaiki literasi, atau sekedar memberi nutrisi untuk otak. Berusaha mendekatkan diri pada sumber ilmu, belajar mengangkat kepala tapi tetap merendahkan hati, juga belajar menumbuhkan percaya diri.

Jadi teringat dulu waktu masih di kampung, jauh dari sumber bacaan, entah toko buku atau perpustakaan. Beli buku hanya saat liburan sekolah saat jalan-jalan ke Palu. Saya bermimpi kalau suatu hari nanti saya tinggal di kota, dekat dengan toko buku, punya uang sendiri, saya bisa membaca sebanyak mungkin buku yang saya inginkan. Juga saat masih menulis di kertas, belum punya laptop atau komputer. Saya sering berangan-angan seandainya saya punya laptop sendiri, saya pasti rajin menulis. Nyatanya sekarang dengan segala kemudahan yang saya miliki, saya justru terlalaikan :)

Dan sekarang entah kenapa saya merasa kemampuan menulis saya tidak berkembang. Padahal saya sangat ingin berperan di bidang ini. Mungkin memang harus lebih banyak belajar, dan lebih sering menata kembali niat, karena saya sering bilang kalau tulisan saya adalah nasihat untuk diri sendiri, tapi nyatanya justru orang lain yang lebih mampu mengambil manfaat. Jadi saya sebenarnya lebih butuh nasihat dari orang lain yang benar-benar bisa menampar sekaligus melembutkan hati saya.

Anyways, beberapa bulan terakhir juga saya kembali mengunci blog ini untuk alasan tertentu. Beberapa hari yang lalu saya putuskan untuk membukanya lagi, 25 dan masih labil xD. Beberapa kali saya ingin mengganti nama menjadi nama samaran, tapi masih ada hal-hal yang harus dipertimbangkan. Saat ini semua akun media sosial saya masih menggunakan nama asli kecuali instagram, karena memang tidak dimaksudkan sebagai media interaksi dengan orang-orang di luar. Dan setelah membaca beberapa postingan lama, saya menemukan satu post tentang saya yang menutup blog ini juga dulu (disini), dan tulisan itu masih sangat mewakili perasaan saya saat ini. Oh iya,  tulisan itu ditulis tepat setahun yang lalu. What a coincidence! 4 Juli 2017. Dan tulisan ini juga diselesaikan tanggal 4 Juli xD.

Jadi sebenarnya apa tujuan dari post ini? Tidak ada :p, hanya ingin menyapa kembali para pembaca (imaginary readers out there xD). Dan mungkin juga sebagai pernyataan bahwa saya belum berhenti dari dunia blogging. Semoga masih bisa konsisten menulis disini :).


--ika


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Glimpse of Memorable Memories

I am writing this with Kiss the Rain and Stay in Memory by Yiruma playing in Youtube. It seriously making me baper . I am trying to remember every single thing we've been through together in the past 3 months. But this is not gonna be a long post that show every details. It's just the voice of  my heart (I don't know how to say curahan hati in English). Sorry if there are some things missed. Our story started at 29th of November 2015. In the day before the opening of our course program, we decided to meet in the gate of ITB for looking for a language center building. There were only 8 of us. Some of us maybe already knew each other because we came from the same region. But mostly, that was our first meet. Oh yes, I already met Cintya the beautiful moon accidentally in Juanda airport before. The next day, we finally met each other. All of us. I remember we sat in the front, introduced our name and the place where we came from. I also remember the Jembernese came togethe...

Perempuan, jodoh dan S2.

Kemarin saya dan Mama saya ngobrol santai di meja makan. Tiba-tiba bahasannya menyerempet ke arah jodoh. Sebenarnya saya selalu menghindari topik macam begini dengan keluarga saya. " Kamu kalau udah umur 25 belum nikah, udah susah cari jodoh nanti. S2 lagi" Tante saya juga pernah bilang : "Kamu nggak mau sama si X? Dia S2 juga loh" Wkwk xD Ada yang perlu saya luruskan disini: Saya tidak pernah menganggap kuliah sebagai sarana mencari ijazah lalu pamer gelar dan lantas pilih-pilih teman apalagi jodoh. Allah tidak menilai orang dari ijazah, lantas saya siapa mau pilih suami dari strata pendidikan? Wkwk. Alasan saya melanjutkan studi S2 bukan biar uang panai jadi tinggi macam yang di meme itu xD. Bahkan kalau misalnya saya juga menganggap diri saya sebuah barang yang bisa dilabeli dengan harga, saya juga tidak akan melabeli diri saya dengan harga tinggi. Kenapa? Saya yang tau  diri saya dengan semua kekurangannya. Dari segi akademik saya bukan mahasiswa yan...

Pada Deretan Huruf

Pada deretan huruf, aku tuliskan cerita. Tentang kita yang menyapa pagi, meramu siang, dan menghimpun malam. Kita yang sebelumnya tak saling kenal, dunia kita tak bersentuhan, lingkaran kita tak beririsan, lantas dipertemukan dalam suatu epidode yang mengakrabkan kita dengan cara istimewa. Pada deretan huruf, aku abadikan kisah. Tentang kau dan aku yang beda, yang tak serupa, tapi berjalan beriringan. Setiap kata merapalkan kejujuran, bahwa setiap beda tak mesti bertentang. Hal yang kadang membuat kita berdebat, nyatanya tetap bisa membuat kita tertawa bersama. Pada deretan huruf, aku rekam setiap momen. Tentang kau yang memahamkanku bahwa dunia bukanlah ruang sempit. Ia tak melulu tentang barat dan timur, atau utara dan selatan. Kau pula yang memahamkanku bahwa kita adalah bagian dari milyaran manusia, yang tertakdir bertemu disini. Pada deretan huruf, aku bekukan kenangan. Tentang kita yang selalu berceloteh bahwa hari seperti dilipat, dan harapan agar ia bisa sedikit melambat....